tag:blogger.com,1999:blog-30739971181087322652024-03-05T04:11:45.929-08:00Bahasa dan Sastra IndonesiaBahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.(organisasi.org - perpustakaan online indonesia)
Hakekat bahasa sama pengertiannya dengan ciri atau sifat hakiki terhadap bahasa. Chaer (1994:33)Para 5 Begundalz PB'10 : Slamet_Aces_Amri_Sebastian_Vikihttp://www.blogger.com/profile/06041557747423581992noreply@blogger.comBlogger15125tag:blogger.com,1999:blog-3073997118108732265.post-71690284544375392392011-06-10T21:00:00.000-07:002011-06-12T04:55:57.411-07:00Pengertian Novel<div style="background-color: #444444;"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><br />
</b><b></b></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Dari sekian banyak bentuk sastra seperti esei, puisi, novel, cerita pendek, drama, bentuk novel, cerita pendeklah yang paling banyak dibaca oleh para pembaca. Karya– karya modern klasik dalam kesusasteraan, kebanyakan juga berisi karya– karya novel. </div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu karya serius dan karya hiburan. Pendapat demikian memang benar tapi juga ada kelanjutannya. Yakni bahwa tidak semua yang mampu memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah novel serius bukan saja dituntut agar dia merupakan karya yang indah, menarik dan dengan demikian juga memberikan hiburan pada kita. Tetapi ia juga dituntut lebih dari itu. Novel adalah novel syarat utamanya adalah bawa ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah orang habis membacanya. </div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri. Novel yang baik adalah novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Sebaliknya novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai belaka. Yang penting memberikan keasyikan pada pembacanya untuk menyelesaikannya. Tradisi novel hiburan terikat dengan pola – pola. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa novel serius punya fungsi social, sedang novel hiburan Cuma berfungsi personal. Novel berfungsi social lantaran novel yang baik ikut membina orang tua masyarakat menjadi manusia. Sedang novel hiburan tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan tidak membina manusia atau tidak, yang penting adalah bahwa novel memikat dan orang mau cepat–cepat membacanya. </div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Banyak sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan atau definisi novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda-beda. Definisi – definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :<br />
<br />
</div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="background-color: #444444;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: white;"><span style="background-color: #444444;">N</span>ovel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs).</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="background-color: #444444;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> <span style="color: cyan;"> </span></span></span><span style="color: cyan;">Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya social, moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni, M. Pd).</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="background-color: #444444;">3<span style="color: #ea9999;">.</span><span style="color: #ea9999; font: 7pt "Times New Roman";"> <span style="color: red;"> </span></span></span><span style="color: #ea9999;">Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu : unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="background-color: #444444;">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: white;">Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsic (Paulus Tukam, S.Pd)</span><br />
<br />
</div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: yellow; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><i><b><span style="background-color: #444444;">B.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="background-color: #444444; font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span style="background-color: #444444;">U</span>nsur-Unsur Novel</b></i></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 34.05pt;">Novel mempunyai unsur-unsur yang terkandung di dalam unsur-unsur tersebut adalah :</div><ol start="1" style="background-color: #444444; color: lime;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="color: white;">Unsur Intrinsik</span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;">Unsur Intrinsik ini terdiri dari :</div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -22.7pt;"><span style="background-color: #444444;">a.</span><span style="background-color: #444444; font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span style="background-color: #444444;">Te</span>ma</div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;">Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan cerita novel (Drs. Rustamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd)</div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -22.7pt;"><span style="background-color: #444444;">b.</span><span style="background-color: #444444; font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span style="background-color: #444444;">Set</span>ting</div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;">Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita, setting ini meliputi waktu, tempat, social budaya (Drs, Rustamaji, M.Pd, Agus Priantoro, S.Pd)</div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -22.7pt;"><span style="background-color: #444444;">c.</span><span style="background-color: #444444; font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span style="background-color: #444444;">Sud</span>ut Pandang</div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;">Sudut pandang dijelaskan perry Lubback dalam bukunya The Craft Of Fiction (Lubbock, 1968).</div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: 40.5pt;"></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: white; line-height: 150%; margin-left: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: 40.5pt;"><br />
<div style="text-align: center;">Menurut Harry Show (1972 : 293) sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :</div></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 31.5pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="background-color: #444444;">1.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.</div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 31.5pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="background-color: #444444;">2.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Pengarang mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.</div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 31.5pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="background-color: #444444;">3.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="background-color: #444444;"> </span> </span>Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.</div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;"><span style="background-color: #444444;">d.</span><span style="background-color: #444444; font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span style="background-color: #444444;">A</span>lur / Plot </div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;">Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung (Paulus Tukan, S.Pd)</div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;"><span style="background-color: #444444;">e.</span><span style="background-color: #444444; font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span style="background-color: #444444;">Pen</span>okohan </div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;">Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa diketahu karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal. (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd)</div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;"><span style="background-color: #444444;">f.</span><span style="background-color: #444444; font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span style="background-color: #444444;">Ga</span>ya Bahasa </div><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;">Merupakan gaya yang dominant dalam sebuah novel (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd)</div><ol start="2" style="background-color: #444444; color: white;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b>Unsur Ekstinsik </b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: lime; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang, dan lain – lain, di luar unsur intrinsic. Unsur – unsur yang ada di luar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap unsur – unsur ini akan membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd).</div><div style="background-color: #444444;"></div>Para 5 Begundalz PB'10 : Slamet_Aces_Amri_Sebastian_Vikihttp://www.blogger.com/profile/06041557747423581992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3073997118108732265.post-63989512781747123742011-06-10T20:49:00.000-07:002011-06-14T17:50:36.820-07:00Bung Karno, Sosok Tak Tergantikan di Indonesia<div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: 150%; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL-zba9vyCEhYZhuaxQiX9t2GXzkWWAxesmugcZ3GzdrhGVNITtjVwgEOchIIZCapUvL5167Sjq4f9uGW5EP1o9fhvxlJt0FgbFsIsEnjzOeOjgoaeQtVVrzaLztIEA3a5YBYk_Td0GJQy/s1600/awal.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="269" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL-zba9vyCEhYZhuaxQiX9t2GXzkWWAxesmugcZ3GzdrhGVNITtjVwgEOchIIZCapUvL5167Sjq4f9uGW5EP1o9fhvxlJt0FgbFsIsEnjzOeOjgoaeQtVVrzaLztIEA3a5YBYk_Td0GJQy/s320/awal.jpg" width="320" /></a></div><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Bung Karno merupakan pendiri bangsa sekaligus orang yang sangat penting dalam berdirinya negara ini. Atas berkat jasa beliau dan para pahlawan, negeri ini berdiri dengan dasar yang sah yaitu Pancasila. Dasar negara yang lahir di negeri penuh keragaman ini. Pancasila sebagai dasar negara telah mewakili semua elemen dan berbagai lini masyarakat Indonesia. Dengan di bentuknya Pancasila sebagai dasar negara, keberagaman yang ada di negeri ini telah membaur menjadi satu yaitu Indonesia. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Sosok beliau sangat menginspirasi generasi muda, dan dengan pidato-pidato nasionalismenya telah membakar semangat para pemuda Indonesia. Pidatonya telah menyatukan tekad dalam mengusir para penjajah. Ada beberapa kutipan pidato bung Karno yang dapat membakar semangat kita semua sebagai pemuda.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: lime; line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno)</span></i></div><div class="MsoNormal" style="color: lime; line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno)</span></i></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #e06666; line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno</span></i></div><div class="MsoNormal" style="color: #e06666; line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: cyan; line-height: 150%; text-align: justify;"><i>“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno)</i></div><div style="color: cyan; line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: lime; line-height: 150%; text-align: justify;"><i>“……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno)</i></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: black;"> <span style="color: white;"> Beberapa pidato bung Karno</span><span style="color: white;"> </span><span style="color: white;">mampu mengingatkan kita akan perjuangan beliau dan semangat nasionalimenya. Pidato Bung Karno pada masa itu telah menyedot rakyat untuk menghadiri, atau bahkan sekedar mendengarkannya di radio. Pidato yang menggebu-gebu telah membangkitkan semangat perjuangan untuk melepaskan diri dari penjajah dan menjadi negara yang merdeka.</span></span></div><div style="color: white; line-height: 150%; text-align: justify;"> Jasa beliau tak sekedar memerdekakan negeri hingga seperti saat ini. Jauh dari itu, nama beliau terdengar di seluruh dunia lewat perannya sebagai salah satu pendiri gerakan non blok. Gerakan yang tak berpihak pada blok timur dan barat ini telah mengispirasi banyak negara. Gerakan ini dimulai dari rapat yang bertempat di bogor dan menghasilkan Dasa Sila Bandung, yang kemudian berkembang menjadi KTT Asia-Afrika. Selain itu beliau telah menginspirasi berbagai negara di Asia dan Afrika untuk bebas dari penjajahan bangsa asing. </div><div style="color: white; line-height: 150%; text-align: justify;"> Beliau juga sangat benci dan anti pada orang barat dan kebudayaan barat. Beliau juga sangat benci pada Malaysia yang pada saat itu menjadi anggota tidak tetap dewan keamanan PBB. Sehingga kebencian itu menyeruap menjadi perseteruan serumpun. Pidato beliau yang terkenal adalah mengenai “Ganyang Malaysia” telah mengobarkan semangat nasionalisme kebangsaan. Beliau mampu membakar semangat rakyat untuk tidak mau diremehkan oleh bangsa asing khususnya negara tetangga. Dipenjuru negeri semua rakyat menyerukan “Ganyang Malaysia” sebagai wujud kebencian dan pembelaan pada tanah air yang telah diremehkan oleh bangsa asing.</div><div style="color: white; line-height: 150%; text-align: justify;"> Mungkin saat ini sosok beliau sulit untuk digantikan. Beliau yang sangat cinta pada tanah air dan jiwa nasionalisme yang tinggi telah memberikan semangat pada kita. Beliau telah memberikan secuil harapan generasi pemuda untuk membangun negeri ini, Indonesia. Perjuangan beliau dan para pahlawan dalam membangun dan mendirikan negeri ini sangat besar dan bahkan tak dapat ditukar dengan apapun. Perjuangan tulus ihklas untuk kemerdekaan Indonesia. Perjuanagn sampai titik darah penghabisan telah mereka lakukan. Lantas apakah kita hanya diam diri dalam mengisi kemerdekaan saat ini. Negeri ini dibangun dengan keringat darah para pahlawan. Apakah kita hanya diam diri dan pasif dalam menjalani hidup ini???. Apakah kita tidak malu, kepada beliau dan para pahlawan???. Apakah kita tidak malu jika di katakan sebagai generasi muda yang lupa akan perjuangan para pahlawannya????</div><div style="color: white; line-height: 150%; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbB3F6eoeesMcP8HHVuC68tJSwEXDYY0e8SdEcV90KPJj1foXg7NOJrB-7YNxOjh_eDMOjDGsttpkfdrZ76IWgdSS1VgzrSCMSX_gDVLikdrPK40vttJhuowZ7wMRMm0ZHe-d-AWiXhxFK/s1600/640_revolusi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbB3F6eoeesMcP8HHVuC68tJSwEXDYY0e8SdEcV90KPJj1foXg7NOJrB-7YNxOjh_eDMOjDGsttpkfdrZ76IWgdSS1VgzrSCMSX_gDVLikdrPK40vttJhuowZ7wMRMm0ZHe-d-AWiXhxFK/s1600/640_revolusi.jpg" /></a></div> Jiwa nasionalisme beliau sangat tinggi dan patut untuk dicontoh oleh generasi muda saat ini. Beliau merupakan orang Indonesia yang membuat aku bangga lahir dinegeri ini. Ternyata negeri ini memiliki pemimpin yang hebat dan jiwa nasionalisme yang tinggi. Aku sangat kagum kepada beliau. Semoga, suatu saat nanti aku dapat memberikan yang terbaik untuk negeri ini, sebagai hormat ku pada beliau.</div>Para 5 Begundalz PB'10 : Slamet_Aces_Amri_Sebastian_Vikihttp://www.blogger.com/profile/06041557747423581992noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3073997118108732265.post-50964189059036693362011-06-10T20:39:00.000-07:002011-06-10T22:02:17.053-07:00Tentang Pantun<div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><i style="color: yellow;"><b>Pantun</b></i> ialah puisi lama yang terikat oleh syarat-syarat tertentu (jumlah baris, jumlah suku kata, kata, persajakan, dan isi).</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #e06666; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: lime; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Ciri-ciri pantun adalah :</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 12pt;">Pantun terdiri dari sejumlah baris yang selalu genap yang merupakan satu kesatuan yang disebut bait/kuplet.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 12pt;">Setiap baris terdiri dari empat kata yang dibentuk dari 8-12 suku kata (umumnya 10 suku kata).</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 12pt;">Separoh bait pertama merupakan sampiran (persiapan memasuki isi pantun), separoh bait berikutnya merupakan isi (yang mau disampaikan).</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">d.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 12pt;">Persajakan antara sampiran dan isi selalu paralel (ab-ab atau abc-abc atau abcd-abcd atau aa-aa)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">e.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 12pt;">Beralun dua.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #e06666; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #e06666; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: #e06666; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><span style="color: lime;">Berdasarkan bentuk/jumlah baris tiap bait, pantun dibedakan menjadi :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><i><span style="font-size: 12pt;">Pantun biasa</span></i><span style="font-size: 12pt;">, yaitu pantun yang terdiri dari empat baris tiap bait. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><i><span style="font-size: 12pt;">Pantun kilat/karmina</span></i><span style="font-size: 12pt;">, yiatu pantun yang hanya tersusun atas dua baris.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 121.5pt; text-align: justify; text-indent: -85.5pt;"><span style="font-size: 12pt;">c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><i><span style="font-size: 12pt;">Pantun berkait</span></i><span style="font-size: 12pt;">, yiatu pantun yang tersusun secara berangkai, saling mengkait antara bait pertama dan bait berikutnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 121.5pt; text-align: justify; text-indent: -85.5pt;"><span style="font-size: 12pt;">d.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><i><span style="font-size: 12pt;">Talibun</span></i><span style="font-size: 12pt;">, yaitu pantun yang terdiri lebih dari empat baris tetapi selalu genap jumlahnya, separoh merupakan sampiran, dan separho lainnya merupakan isi.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 121.5pt; text-align: justify; text-indent: -85.5pt;"><span style="font-size: 12pt;">e.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><i><span style="font-size: 12pt;">Seloka</span></i><span style="font-size: 12pt;">, yaitu pantun yang terdiri dali empat baris sebait tetapi persajakannya datar (aaaa).</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #e06666; margin-left: 121.5pt; text-align: justify; text-indent: -85.5pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #e06666; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><span style="color: lime;">Berdasarkan isinya, pantun dibedakan menjadi :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 12pt;">Pantun anak-anak </span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 135pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 12pt;">pantun bersuka cita</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 135pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 12pt;">pantun berduka cita</span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 12pt;">Pantun muda</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 135pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 12pt;">pantun perkenalan</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 135pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 12pt;">pantun berkasih-kasihan</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 135pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 12pt;">pantun perceraian</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 135pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 12pt;">pantun beriba hati</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 135pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 12pt;">pantun dagang</span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 12pt;">Pantun tua</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 135pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 12pt;">pantun nasehat</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 135pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 12pt;">pantun adat</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; margin-left: 135pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 12pt;">pantun agama</span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">d.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 12pt;">Pantun jenaka</span></div> <span style="color: yellow;"> </span><span style="color: yellow; font-size: 12pt;">e.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Pantun teka-teki</span>Para 5 Begundalz PB'10 : Slamet_Aces_Amri_Sebastian_Vikihttp://www.blogger.com/profile/06041557747423581992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3073997118108732265.post-88267992015183154762011-06-10T20:32:00.000-07:002011-06-10T22:52:25.376-07:00Pidato & Pidato Sambutan<div style="text-align: justify;"><span class="submitted" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<span class="submitted" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span> </div><div class="content" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: cyan; text-align: justify;"><i><b>A. Definisi / Pengertian Pidato<br />
</b></i></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"> <span style="color: lime;"> <b> Pidato </b>adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: lime; text-align: justify;"> Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.</div><div style="color: lime; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: cyan; text-align: justify;"><b><i>B. Tujuan Pidato</i></b><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: lime; text-align: justify;"> Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :<br />
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.<br />
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.<br />
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.</div><div style="color: lime; text-align: justify;"><br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: cyan; text-align: justify;"><i><b>C. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato</b></i><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: lime; text-align: justify;"><span style="color: yellow;"> Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :</span><br />
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc.<br />
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.<br />
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.<br />
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.<br />
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.<br />
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.</div><div style="color: lime; text-align: justify;"><br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: cyan; text-align: justify;"><i><b>D. Metode Pidato</b></i><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="color: yellow;"> Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :</span></div><div style="color: lime; text-align: justify;">1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata.<br />
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.<br />
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.<br />
</div><div style="color: lime; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: cyan; text-align: justify;"><i><b>E. Persiapan Pidato</b></i><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: lime; text-align: justify;"><span style="color: yellow;"> Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini :</span><br />
1. Wawasan pendengar pidato secara umum<br />
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan<br />
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.<br />
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.<br />
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: lime; text-align: justify;">F. Kerangka Susunan Pidato</div><div style="color: lime; text-align: justify;"><br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: lime; text-align: justify;"><i><b><span style="color: cyan;">Skema susunan suatu pidato yang baik :</span></b></i><br />
<br />
1. Pembukaan dengan salam pembuka<br />
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi<br />
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.<br />
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)</div></div>Para 5 Begundalz PB'10 : Slamet_Aces_Amri_Sebastian_Vikihttp://www.blogger.com/profile/06041557747423581992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3073997118108732265.post-55206961775044365522011-06-10T20:11:00.000-07:002011-06-10T22:12:33.327-07:00Unsur - Unsur Puisi<div style="color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> <span style="color: #9fc5e8;"> Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitu <i style="color: #ea9999;"><u>kata, larik , bait, bunyi, dan makna</u></i>. Kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi. Secara singkat bisa diuraikan sebagai berikut.</span></div><div style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> <span style="color: lime;"> <span style="color: yellow;">Kata</span> </span>adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilih diformulasi menjadi sebuah larik.</div><div style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> <span style="color: lime;"> <span style="color: yellow;">Larik (atau baris)</span></span><span style="color: yellow;"> </span>mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tapi pada puisi baru tak ada batasan.</div><div style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> <span style="color: yellow;"> </span><span style="color: lime;">Bait</span> merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya ada kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru tidak dibatasi.</div><div style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> <span style="color: lime;">Bunyi</span> dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Dari sini dapat dipahami bahwa rima adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama inilah yang menciptakan efek musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan.</div><div style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> <span style="color: lime;"><span style="color: yellow;">Makna</span> </span>adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna bisa menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi disampaikan.</div><div style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> Adapun secara lebih detail, unsur-unsur puisi bisa dibedakan menjadi dua struktur, yaitu <i style="color: #ea9999;">struktur batin dan struktur fisik</i>.<br />
<br />
</div><div style="color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="color: #9fc5e8;"> <span style="color: white;"> </span><b style="color: white;"><i>Struktur batin puisi</i></b><span style="color: white;">, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi hal-hal sebagai berikut :</span></span></div><div style="color: lime; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><i><span style="color: lime;">(1) </span></i><i style="color: lime;">Tema/makna (sense)</i></b>; <span style="color: #9fc5e8;"> </span><br />
<span style="color: #9fc5e8;"> media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.</span></div><div style="color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i><span style="color: lime;"><b>(2)</b> </span></i><i style="color: lime;"><b>Rasa (feeling)</b></i>,<br />
<span style="color: #9fc5e8;"> yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.</span></div><div style="color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i><b><span style="color: lime;">(3) Nada (tone)</span></b></i>,<br />
<span style="color: #9fc5e8;"> yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.</span></div><div style="color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i style="color: lime;"><b>(4) Amanat/tujuan/maksud (itention)</b></i>; <span style="color: #9fc5e8;"> </span><br />
<span style="color: #9fc5e8;"> sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.</span><br />
<br />
</div><div style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><div style="color: #9fc5e8;"> <span style="color: white;">Sedangkan </span><b style="color: white;"><i>struktur</i></b><span style="color: white;"> </span><b style="color: white;"><i>fisik puisi</i></b><span style="color: white;">, atau terkadang disebut pula metode puisi, adalah sarana-sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. Struktur fisik puisi meliputi hal-hal sebagai berikut :</span></div></div><div style="color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i style="color: #ea9999;"><b>(1) Perwajahan puisi (tipografi)</b></i>,<br />
<span style="color: #9fc5e8;"> yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.</span></div><div style="color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i style="color: #ea9999;"><b>(2) Diksi,</b></i><br />
<span style="color: #9fc5e8;"> yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.</span></div><div style="color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i style="color: #ea9999;"><b>(3) Imaji</b></i>,<br />
<span style="color: #9fc5e8;"> yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.</span></div><div style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i style="color: #ea9999;"><b>(4) Kata kongkret</b></i>,<br />
yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll, sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.</div><div style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><i><span style="color: #ea9999;">(5) Bahasa figuratif,</span></i></b><br />
yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.</div><div style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i style="color: #ea9999;"><b>(6) Versifikasi</b></i>,<br />
yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritma adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi. </div>Para 5 Begundalz PB'10 : Slamet_Aces_Amri_Sebastian_Vikihttp://www.blogger.com/profile/06041557747423581992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3073997118108732265.post-26681921175333785952011-06-10T20:08:00.000-07:002011-06-10T22:56:04.887-07:00Yang Membedakan Puisi dari Prosa<div style="color: lime; text-align: justify;"> <span style="color: white;"> Slametmulyana </span>(1956:112) mengatakan bahwa ada perbedaan pokok antara prosa dan puisi. Pertama, kesatuan prosa yang pokok adalah <span style="color: #ea9999;">kesatuan sintaksis</span>, sedangkan kesatuan puisi adalah <span style="color: #ea9999;">kesatuan akustis</span>. Kedua, puisi terdiri dari kesatuan-kesatuan yang disebut baris sajak, sedangkan dalam prosa kesatuannya disebut paragraf. Ketiga, di dalam baris sajak ada periodisitas dari mula sampai akhir.</div><div style="color: lime;"></div><div style="color: lime; text-align: justify;"> Pendapat lain mengatakan bahwa perbedaan prosa dan puisi <i><span style="color: #ea9999;">bukan pada bahannya</span></i>, melainkan pada <u><i><span style="color: yellow;">perbedaan aktivitas kejiwaan</span></i></u>. Puisi merupakan hasil aktivitas pemadatan, yaitu proses penciptaan dengan cara menangkap kesan-kesan lalu memadatkannya (kondensasi). Prosa merupakan aktivitas konstruktif, yaitu proses penciptaan dengan cara menyebarkan kesan-kesan dari ingatan (Djoko Pradopo, 1987).</div><div style="color: lime; text-align: justify;"></div><div style="color: lime; text-align: justify;"> Perbedaan lain terdapat pada sifat. Puisi merupakan aktivitas yang <i><span style="color: #ea9999;">bersifat pencurahan jiwa yang padat, bersifat sugestif dan asosiatif</span></i>. Sedangkan prosa merupakan aktivitas yang bersifat naratif, menguraikan, dan informatif (Pradopo, 1987)</div><div style="color: lime; text-align: justify;"></div><div style="color: lime; text-align: justify;"> Perbedaan lain yaitu puisi <i><span style="color: #ea9999;">menyatakan sesuatu secara tidak langsung</span></i>, sedangkan prosa <i><span style="color: #ea9999;">menyatakan sesuatu secara langsung.</span></i></div>Para 5 Begundalz PB'10 : Slamet_Aces_Amri_Sebastian_Vikihttp://www.blogger.com/profile/06041557747423581992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3073997118108732265.post-29663565585679117902011-06-10T19:47:00.000-07:002011-06-11T01:19:56.988-07:00Kualitas yang Harus Dimiliki Seorang Pembicara yang Berbahasa<div style="color: yellow; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b> </b><b> <span style="color: #e06666; font-size: small;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"> Ada 13 kompetensi yang penting untuk dimiliki oleh seorang pembicara terutama dari jurusan Bhasa Indonesia. yaitu harus memiliki <u><i>13C :</i></u></span></span></b></div><ol style="color: yellow; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><li style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i style="color: lime;"><b>Confidence</b></i> - Kemampuan membangun rasa percaya diri untuk melakukan presentasi secara prima.</span></li>
<li style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i style="color: lime;"><b>Contruction</b></i><span style="color: lime;"> </span>- Kemampuan menyusun materi pembicaraan.</span></li>
<li style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i style="color: lime;"><b>Credibility</b></i><span style="color: lime;"> </span>- Kemampuan bersikap dan berperilaku secara profesional saat melakukan presentasi.</span></li>
<li style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i style="color: lime;"><b>Capture</b></i> - Kemampuan membuka sesi yang menarik perhatian hadirin.</span></li>
<li style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i style="color: lime;"><b>Connection</b></i> - Kemampuan membangun dan membina hubungan baik (rapport) dengan hadirin.</span></li>
<li style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i><b><span style="color: lime;">Coherence</span> </b></i>- Kemampuan menyusun struktur dan alur presentasi secara efisien dan efektif.</span></li>
<li style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i style="color: lime;"><b>Cogency</b></i> - Kemampuan mengisi alur presentasi dengan materi yang meyakinkan.</span></li>
<li style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i style="color: lime;"><b>Content</b></i> - Kemampuan membuat materi presentasi yang efektif dan impresif.</span></li>
<li style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i style="color: lime;"><b>Channel</b></i> - Kemampuan menggunakan media komunikasi secara optimal.</span></li>
<li style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i style="color: lime;"><b>Character</b></i> - Kemampuan menampilkan karakter melalui ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang menunjang presentasi.</span></li>
<li style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i><b><span style="color: lime;">Conversation</span> </b></i>- Kemampuan menyusun percakapan yang menarik.</span></li>
<li style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i style="color: lime;"><b>Creativity</b></i> - Kemampuan membangun atmosfer sesi yang kreatif yang mendukung presentasi.</span></li>
<li><span style="font-size: small;"><i style="color: lime; font-family: Verdana,sans-serif;"><b>Conclusion</b></i><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"> - Kemampuan menutup presentasi secara efisien, efektif , dan impresif.</span></span></li>
</ol>Para 5 Begundalz PB'10 : Slamet_Aces_Amri_Sebastian_Vikihttp://www.blogger.com/profile/06041557747423581992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3073997118108732265.post-61545849821078321952011-06-10T19:06:00.000-07:002011-06-10T19:14:32.706-07:00Sastra sebagai Rekayasa Bahasa<div style="background-color: #444444; color: yellow; text-align: justify;"> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"> Bahasa adalah sesuatu yang teramat penting keberadaannya bagi manusia. Dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi satu dengan yang lain, baik komunikasi lisan maupun tulis,termasuk di dalamnya sastra dan bukan sastra.</span></div><div style="background-color: #444444; color: yellow; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Sastra tidak tidak dapat dilepaskan dari bahasa sebab bahan pokok sastra adalah bahasa. Bahkan ada yang mengatakan bahwa sastra tidaknya sebuah karya sastra amat bergantung pada kemampuan pengarang dalam menggunakan bahasa. sastra terlahir dalam kepentingan dan fungsinya untuk berkomunikasi. karena bahasa adalah alat komunikasi yang efektif maka sastra yang merupakan buah karya pengarang juga disampaikan dengan bahasa.meskipun ada hal yang sangat rumit dengan persoalan bahasa dalam karya sastra ini, namun kekhasan bahasa sastra menjadi bagian yang penting dalam pembicaraan sastra.</span></div><div style="background-color: #444444; color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"> Teks sastra sebagai realitas atau model yang dihadirkan kepada pembaca, didalamnya pastilah sudah berpotensi komunikatif. pemilikan potensi tersebut ditandai dengan digunakannya lambang kebahasaan didalamnya. lambang kebahasaan dalam teks sastra, sebagai sesuatu yang hadir melaluinmotivasi subjektif pengarang, pemaknaannya juga merujuk pada sesuatu yang lain di luar struktur yang ada pada teks itu sendiri. pengarang, kali pertama, terikat oleh bahasa. bahasa yang telah memiliki makna itulah yang diolahnya menjadi karya kreatif sehingga makna bahasa dalam teks sastra cenderung berbeda dengan makna di luar teks. itulah sebabnya, upaya pemahaman terhadap teks sastra juga cenderung beragam. </span></div>Para 5 Begundalz PB'10 : Slamet_Aces_Amri_Sebastian_Vikihttp://www.blogger.com/profile/06041557747423581992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3073997118108732265.post-43638648491904476572011-06-09T21:26:00.000-07:002011-06-10T22:48:51.721-07:00Pengertian Fonologi<div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> Pengertian <i><span style="color: #ea9999;">Fonologi</span></i> adalah bagian tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang menganalisis bunyi bahasa secara umum. Istilah fonologi, yang berasal dari gabungan kata Yunani phone 'bunyi' dan 'logos' tatanan, kata, atau ilmu' dlsebut juga tata bunyi. Bidang ini meliputi dua bagian.</div><div style="text-align: justify;"> <i style="color: #ea9999;"> Fonetik</i>, yaitu bagian fonologi yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa atau bagaimana suate bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> <i style="color: #ea9999;"> Fonemik</i>, yaitu bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda arti.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> Bunyi ujaran yang bersifat netral, atau masih belum terbukti membedakan arti disebut fona, sedang fonem ialah satuan bunyi ujaran terkecil yang membedakan arti. Variasi fonem karena pengaruh lingkungan yang dimasuki disebut alofon. Gambar atau lambang fonem dinamakan huruf. Jadi fonem berbeda dengan huruf.</div><div style="text-align: justify;">Unluk menghasilkan suatu bunyi atau fonem, ada tiga unsur yang penting yaitu :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="color: lime;">1. udara,</span></div><div style="color: lime; text-align: justify;">2. artikulator atau bagian alat ucap yang bergerak, dan</div><div style="color: lime; text-align: justify;">3. titik artikulasi atau bagian alat ucap yang menjadi titik sentuh artikulator.</div><div style="color: lime; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><b>Vokal dan Konsonan</b></div><div style="text-align: justify;"> <b><span style="color: #ea9999;">Vokal </span></b>adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar tanpa rintangan. <b><span style="color: #ea9999;">Konsonan</span></b> adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar dengan rintangan. Yang dimaksud dengan rintangan dalam hal ini adalah terhambatnya udara keluar oleh adanya gerakan atau perubahan posisi artikulator .</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><b>Diftong</b></div><div style="text-align: justify;"> <b style="color: #ea9999;">Diftong</b> adalah dua vokal beurutan yang diucapkan dalam satu kesatuan waktu. Diftong dalam babasa Indonesia adalah ai ,au, dan oi.</div><div style="text-align: justify;"> Contoh :<i style="color: lime;"> petai, lantai, pantai, santai, harimau, kerbau, imbau, pulau, amboi.</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><b>Fonem dan Pembuktiannya</b></div><div style="text-align: justify;"> <b style="color: #ea9999;"> Fonem</b> adalah satuan bunyi terkecil yang berfungsi membedakan arti. Fonem dapat dibuktikan melalui pasangan minimal. Pasangan minimal adalah pasangan kata dalam satu bahasa yang mengandung kontras minimal.</div><div style="text-align: justify;">Contoh :</div><div style="text-align: justify;">-<i><span style="color: lime;"> pola & pula rnembedakan /o/ dan /u/</span></i></div><div style="color: lime; text-align: justify;"><i>- barang & parang membedakan /b/ dan /p/</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><b>Fonem dan Huruf</b></div><div style="text-align: justify;"> Bahasa Indonesia memakai ejaan fonemis, artinya setiap hunuf melambangkan satu fonem. Namun demikian masih terdapat fonem-fonem yang dilambangkan dengan diagraf (dua hunuf melambangkan satu fonem) seperti <span style="color: lime;">ny, ng, sy, dan kh</span>.</div><div style="text-align: justify;"> Di samping itu ada pula diafon (satu huruf yang melambangkan dua fonem) yakni huruf e yang digunakan untuk menyatakan e pepet dan e taling.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> Huruf e melambangkan e pepet terdapat pada kata seperti : <i style="color: lime;">sedap, segar, terjadi</i>. Huruf e melambangkan e taling terdapat pada kata seperti : <i><span style="color: lime;">ember, tempe, dendeng</span></i></div>Para 5 Begundalz PB'10 : Slamet_Aces_Amri_Sebastian_Vikihttp://www.blogger.com/profile/06041557747423581992noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3073997118108732265.post-15845021189454636922011-06-09T21:25:00.002-07:002011-06-10T22:42:39.984-07:00Jenis - Jenis Karya Sastra Indonesia 2<div align="justify" style="color: #9fc5e8;"><span style="font-family: times new roman;"><b><span style="color: lime;">KESUSASTRAAN</span></b>; berasal dari bahasa sansekerta yaitu susastra yang berarti </span><i><span style="font-family: times new roman;">indah</span></i><span style="font-family: times new roman;">. Jenis karya sastra dapat dibagi menjadi tiga;<i style="color: #ea9999;"> puisi, prosa dan drama</i>.</span></div><div align="justify" style="color: #9fc5e8;"><span style="font-family: times new roman;"><b style="color: lime;">PUISI</b> : Salah satu jenis karya sastra yang memiliki unsur sajak, bait, baris dan tipografi.</span></div><div align="justify" style="color: #9fc5e8;"><span style="font-family: times new roman;">Ciri-ciri puisi :</span></div><ol style="color: #9fc5e8;"><li align="justify"><span style="font-family: times new roman;">Terdiri dari beberapa bait</span></li>
<li align="justify"><span style="font-family: times new roman;">Memiliki pencitraan</span></li>
<li align="justify"><span style="font-family: times new roman;">Memiliki sajak/rima</span></li>
<li align="justify"><span style="font-family: times new roman;">Memiliki tipografi</span></li>
<li align="justify"><span style="font-family: times new roman;">Memakai konotasi</span></li>
<li align="justify"><span style="font-family: times new roman;">Bahasa lebih padat</span></li>
</ol><div align="justify" style="color: #9fc5e8;"><span style="font-family: times new roman;"><b><span style="color: lime;">PROSA</span></b> : Salah satu jenis karya sastra yang berupa karangan yang mencritakan tentang kehidupan manusia dan tidak terikat oleh unsur-unsur dalam puisi.</span></div><div align="justify" style="color: #9fc5e8;"><span style="font-family: times new roman;">Ciri-ciri prosa :</span></div><ol style="color: #9fc5e8;"><li align="justify"><span style="font-family: times new roman;">Berbentuk bebas dalam susunan paragraf</span></li>
<li align="justify"><span style="font-family: times new roman;">Tidak terikat pada bentuk puisi</span></li>
<li align="justify"><span style="font-family: times new roman;">Memiliki unsur intrinsik</span></li>
</ol><div align="justify" style="color: #9fc5e8;"><span style="font-family: times new roman;"><b style="color: lime;">DRAMA</b> : Salah satu jenis karya sastra yang dimainkan sekelompok orang kemudian dipentaskan di atas panggung.</span></div><div align="justify" style="color: #9fc5e8;"><span style="font-family: times new roman;">Ciri-ciri drama :</span></div><ol style="color: #9fc5e8;"><li align="justify"><span style="font-family: times new roman;">Terdapat pemeran tokoh cerita</span></li>
<li align="justify"><span style="font-family: times new roman;">Dialog lebih dominan dan ditampilkan dalam bentuk lisan</span></li>
<li><span style="font-family: times new roman;">Dopentaskan berupa gerak, mimik dan suara</span></li>
<li><span style="font-family: times new roman;">Terdapat babak dan adegan</span></li>
<li><span style="font-family: times new roman;">Terdapat gambaran panggung</span></li>
<li><span style="font-family: times new roman;">Memiliki properti</span></li>
</ol>Para 5 Begundalz PB'10 : Slamet_Aces_Amri_Sebastian_Vikihttp://www.blogger.com/profile/06041557747423581992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3073997118108732265.post-64353732418152694122011-06-09T21:23:00.000-07:002011-06-10T22:39:50.177-07:00Jenis - Jenis Karya Sastra Indonesia 1<div style="text-align: justify;"><b>Jenis karya sastra di Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu drama, prosa, dan puisi</b></div><div style="color: lime; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: lime; text-align: justify;">Drama</div><div style="text-align: justify;"> Istilah drama berasal dari kata drame, sebuah kata dari Bahasa Perancis yang diambil untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah di Perancis. </div><div style="text-align: justify;"><span id="fullpost"><br />
<br style="color: lime;" /><span style="color: lime;"> <span style="color: #ea9999;">Dalam buku Webster’s New Collegiate Dictionary</span>,</span> dinyatakan bahwa drama merupakan karangan berbentuk prosa atau puisi yang direncanakan bagi pertunjukkan teater (Henry Guntur, 1984). Drama (Yunani) merupakan jenis karya sastra yang ada bagian tertentu yang diperankan oleh aktor/aktris.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><b><span id="fullpost"> <span style="color: lime;">Definisi Drama </span></span></b></div><div style="text-align: justify;"><span id="fullpost"> 1. Drama adalah kualitas komunikasi. Situasi, dan action<br />
2. Drama menurut Moulton adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action)<br />
3. Drama menurut Brander Mathews adalah konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama<br />
4. Drama menurut Ferdinand Brunetierre adalah melahirkan kehendak manusia lewat action.<br />
5. Drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog, yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action di hadapan penonton (audience).<br />
<br />
<span style="color: yellow;">Teori Asal Mula Drama menurut Brockett :</span><br />
Drama berkembang dari upacara religius primitive yang dipentaskan untuk minta pertolongan dewa Hymne pujian yang dinyanyikan bersama di depan makam seorang pahlawan. Pembicara memisahkan diri dari koor dan memperagakan perbuatan dalam kehidupan almarhum pahlawan itu.<br />
Drama tumbuh dari kecintaan manusia untuk bercerita. Kisah tentang perburuan/peperangan atau perbuatan yang luar biasa seseorang pahlawan yang telah gugur. Dalam pementasan sebuah drama, ada tiga unsur yang penting yang mempengaruhi keberhasilan pementasan. Tiga unsur tersebut adalah <i><span style="color: #ea9999;">sutradara, </span><span style="color: #ea9999;">pemain, dan penonton.</span></i> Pementasan drama dapat menggunakan berbagai media seperti panggung, film, atau televisi. Kadang pementasannya dikombinasikan dengan musik dan tarian. <br />
<br />
<b><span style="color: lime;">Naskah</span></b><br />
Naskah lakon sebenarnya juga memiliki kekayaan tersembunyi untuk dianalisis baik untuk kepentingan panggung (teater), maupun kepentingan sastra. Menurut :</span></div><div style="text-align: justify;"><span id="fullpost"><br />
<i>A. Teeuw (Pengamat sastra modern kita yang berasal dari Belanda /1984)</i>, <br />
menggunakan analisis struktural guna membongkar dan memaparkan secara <br />
cermat, teliti, detail aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna <br />
menyeluruh.<br />
<i><br />
Penulis Drama di Indonesia</i><br />
Para penulis drama Indonesia antara lain, Asrul Sani (satu diantara “Tiga Menguak Takdir “). Selain Asrul Sani anggota Tiga Menguak takdir adalah Chairil Anwar dan Rivai Apin. Asrul Sani hanya tampil sebagai sutradara panggung dan penyusun naskah terjemahan dari Jean Paul Sartre atau Lorca. Asrul Sani merupakan pelopor sastra angkatan 45. Penulis sastra lainnya adalah WS Rendra dengan karyanya Kereta Kencana “ Eugene Ionesco atau Oedipus dari Sophokles), Riantarno, Arifin C Noer, Iwan Simatupang, Utuy T Sontani, Motinggo Boesje, Sitor Situmorang, Wisran Hadi (Malin Kundang).<br />
<br />
<span style="color: yellow;">Perbedaan Drama dan Teater</span><br />
<i> Drama</i> adalah kisah kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, didasarkan pada naskah yang tertulis dengan atau tanpa musik, nyanyian atau Tarian.<br />
<i> Teater</i> adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Misalnya teater, wayang orang, ketoprak,ludrug, topeng, lenong, sulap dll .<br />
<br />
<b style="color: lime;">PROSA</b><br />
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang berbeda dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin " prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis: prosa naratif, prosa deskriptif, prosa eksposisi, dan prosa argumentatif. Prosa dibagi menjadi dua, yaitu Roman dan Novel.Roman adalah cerita yang mengisahkan tokoh sejak lahir sampai meninggal, Sedangkan novel hanya mengisahkan sebagian kehidupan tokoh yang mengubah nasibnya.<br />
Istilah roman mulai berkembang sejalan dengan munculnya karya sastra Indonesia modern sejak Balai Pustaka. Pada periode tersebut, terbit karya-karya sastra yang monumental seperti Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Sengsara Membawa Nikmat, dan sebagainya. Karya-karya prosa itu disebut roman-roman periode Balai Pustaka. Pada periode selanjutnya yaitu periode Pujangga Baru, muncul pula karya sastra prosa yangdisebut roman seperti Layat Terkembang, Belenggu, dan sebagainya. <br />
Pada saat itu, istilah novel belum popular. Bahkan, karya-karya Hamka pun seperti Di Bawah Lindungan Kabah dan Tenggelamnya kapal Van der Wijk yang terbit setelah periode 1945 masih digolongkan ke dalam roman meskipun saat itu istilah novel mulai dikenal. Buku-buku yang menggunakan istilah roman di antaranya Roman dalam Masa Pertumbuhan Kesusastraan Indonesia Modern karangan Aning Retnaningsih, Ikhtisar Sejalan Sastra Indonesia karya Ajip Rosidi, Sastra Indonesia Pengantar Teori dan Apresiasi karangan Liberatus Tengsoe Tjahyono. Sedangkan novel mulai banyak dibicarakan sekitar tahun 50-an.<br />
<br />
<span style="color: yellow;">Ciri Novel yang membedakannya dengan karya sastra lainnya :</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span id="fullpost"><span style="color: yellow;"> </span><br />
1. Novel adalah karya sastra <span style="color: #ea9999;">berjenis narasi</span>.<br />
2. Novel adalah karya sastra <span style="color: #ea9999;">berbentuk prosa</span>.<br />
3. Novel adalah<span style="color: #ea9999;"> karya sastra yang bersifat realis</span>, artinya menceritakan kehidupan tokoh secara nyata, tanpa disertai peristiwa-peristiwa yang gaib dan ajaib. Umumnya novel merupakan tanggapan pengarang terhadap lingkungan sosial budaya sekelilingnya.<br />
4. Novel adalah karya sastra yang berfungsi <span style="color: #ea9999;">sebagai tempat menuangkan </span><span style="color: #ea9999;">pemikiran pengarangnya sebagai reaksinya atas keadaan sekitarnya</span>. Dalam aliran imprisionisme, pengarang menempatkan dirinya dalam kehidupan yang diceritakan. Perenungan-perenungan pembaca setelah membaca sebuah novel akan tiba pada sebuah pemikiran baru tentang makna hidup.<br />
<br />
<b><span style="color: lime;">PUISI </span></b><br />
Adalah tulisan atau salah satu hasil karya sastra yang berisi pesan yang memiliki arti yang luas. Untuk mengetahui makna yang terkandung di dalam sebuah puisi, seseorang perlu mengartikan dan memahami betul secara detil maksud kata-kata yang ada dalam bait-bait puisi </span></div>Para 5 Begundalz PB'10 : Slamet_Aces_Amri_Sebastian_Vikihttp://www.blogger.com/profile/06041557747423581992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3073997118108732265.post-8023427868207483952011-06-09T21:10:00.000-07:002011-06-10T23:03:06.607-07:00Struktur Kalimat Bahasa Indonesia<b><span style="color: lime;">Kalimat </span></b>adalah Satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh . <b><i>Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan.</i></b><br />
<b><i> </i></b> <br />
<div align="left" class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; text-align: left; text-indent: -76.5pt;">Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memliki unsur <b>Subyek dan Predikat</b>.</div><div align="left" class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; text-align: left; text-indent: -76.5pt;"><br />
<br />
</div><div align="left" class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; text-align: left; text-indent: -76.5pt;"><span style="color: cyan; font-size: small;"><b>1.Ciri - ciri Subjek</b></span><span style="font-family: Symbol;"></span> </div><ul><li>Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.<br />
Contoh : <br />
1. Juanda memelihara binatang langka<br />
Siapa memelihara? Jawab : Juanda. <i><span style="font-size: 10pt;">(maka juanda adalah S sedangkan<br />
memelihara adalah )</span></i><i><span style="font-size: 10pt;"><br />
Siapa atau apa Binatang langka ? = tidak ada jawaban </span></i><span style="font-size: 10pt;"><br />
2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Meja itu dibeli oleh paman.<span style="font-size: 10pt;"><br />
Apa dibeli ? = jawab Meja</span></li>
</ul><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 27pt; text-indent: -13.5pt;"><i><span style="font-size: 10pt;"> </span></i><span style="font-family: Symbol;">¨<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Biasanya disertai <b><i>kata itu,ini,dan yang</i></b> (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara subyek dan predikat)</div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 27pt; text-indent: 0pt;">Contoh : Anak <b><i>itu</i></b> mengambil bukuku<br />
</div><h3><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3073997118108732265&postID=802342786820748395" name="_Toc468678468" title="_Toc468678468"></a> <span style="color: yellow;">S P</span></h3><h3><span style="color: yellow;"> </span> </h3><h3 style="color: cyan;">2 Ciri-Ciri Predikat</h3><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 27pt; text-indent: -13.5pt;"><span style="font-family: Symbol;">¨<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa.</div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 27pt; text-indent: 0pt;">Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada jawabannya.<br />
Perhatikan pada Subyek diatas. Subyek dan predikat ditentukan secara bersama-sama.</div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 27pt; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: Symbol;">¨<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Kata <i>Adalah</i> atau <i>Ialah</i><br />
Predikat kalimat dapat berupa kata <i>adalah </i>atau <i>ialah</i>. Kalimat dengan Predikat demikian itu terutama digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak kalimat pengganti predikat.</div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 27pt; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: Symbol;"> ¨<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas<br />
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti <i>telah</i>, <i>sudah</i>, <i>sedang</i>, <i>belum</i>, dan <i>akan</i>. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti <i>ingin</i>, <i>hendak</i>, dan <i>mau</i>.<br />
<br />
</div><h3><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3073997118108732265&postID=802342786820748395" name="_Toc468678469" title="_Toc468678469"></a></h3><h3 style="color: cyan;">3 Ciri-Ciri Objek</h3><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 22.5pt; text-indent: 0pt;">Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan <i>ber- </i>atau <i>ter-</i>) tidak memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan<i> me-</i>. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.</div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 40.5pt; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol;">¨<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i>Langsung di Belakang Predikat</i><br />
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.</div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 40.5pt; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol;">¨<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i>Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif</i></div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 40.5pt; text-indent: -0.25in;">Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.</div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 40.5pt; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol;">¨<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Didahului kata <i>Bahwa</i><br />
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata <i>bahwa</i> dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.<br />
<br />
</div><h3><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3073997118108732265&postID=802342786820748395" name="_Toc468678470" title="_Toc468678470"></a></h3><h3 style="color: cyan;">4 Ciri-Ciri Pelengkap</h3><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 13.5pt; text-indent: 0pt;">Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.</div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 31.5pt; text-indent: -13.5pt;"><span style="font-family: Symbol;">¨<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Di Belakang Predikat<br />
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.</div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 31.5pt; text-indent: 0pt;">a)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Diah mengirimi saya <i>buku baru</i>.<br />
b)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Mereka membelikan ayahnya <i>sepeda baru</i>.<br />
Unsur kalimat <i>buku baru</i>, <i>sepeda baru</i> di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.</div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.<br />
Contoh :<br />
a. Pemuda itu bersenjatakan <b><i><span style="color: #3366ff;">parang.</span></i></b><br />
Kata parang adalah pelengkap.<br />
Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka parang sebagai pelengkap )</div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-indent: 0pt;">b. Budi membaca buku.<br />
Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat<br />
menempati Subyek)<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3073997118108732265&postID=802342786820748395" name="_Toc468678471" title="_Toc468678471"></a></div><h3 style="color: cyan;">5 Ciri-Ciri Keterangan</h3><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-indent: 0pt;">Ciri keterangan adalah dapat dipindah –pindah posisinya . perhatikan contoh berikut:</div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-indent: 0pt;"><u>Cintya</u> sudah <u>membuat</u> <u>tiga kue</u> <u><span style="color: #3366ff;">dengan bahan itu</span></u><span style="color: #3366ff;">.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="color: #3366ff;"> S P O K</span></div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="color: #3366ff;">Dengan bahan itu</span> Cintya sudah membuat tiga kue .<br />
Cintya <span style="color: #3366ff;">dengan bahan itu</span> sudah membuat tiga kue.<span style="color: #3366ff;"></span></div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in;">Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO .Jika tidak dapat di pindah maka bukan keterangan. </div><div align="left" class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; text-align: left; text-indent: -76.5pt;"><br />
</div>Para 5 Begundalz PB'10 : Slamet_Aces_Amri_Sebastian_Vikihttp://www.blogger.com/profile/06041557747423581992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3073997118108732265.post-9166725851645187742011-06-09T21:06:00.000-07:002011-06-10T22:26:51.961-07:00Ragam Bahasa Indonesia<div style="text-align: justify;"> Bahasa mengalami perubahan seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam standar (Subarianto, 2000). Bahasa Indonesia memang banyak ragamnya. Hal Ini karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan dengan keperluannya, apapun latar belakangnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #e06666; text-align: justify;"><b>Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, lawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicaraan.</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Macam-macam ragam bahasa :</div><ol style="text-align: justify;"><li style="color: yellow; text-align: justify;"> Ragam<b> baku</b> adalah ragam bahasa yang <span style="color: white;">oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik</span>. Ragam ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau surat resmi.</li>
<li style="color: lime; text-align: justify;"><span style="color: white;">Ragam</span><b style="color: white;"> cakapan (</b><span style="color: white;">ragam</span><b style="color: white;"> akrab)</b> adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi.</li>
<li style="color: white; text-align: justify;"><span style="color: yellow;">Ragam</span><b style="color: yellow;"> hormat</b><span style="color: yellow;"> </span>adalah ragam bahasa yang dipakai apabila lawan bicara orang yang dihormati, misalnya orang tua dan atasan.</li>
<li style="color: white; text-align: justify;"><span style="color: yellow;">Ragam</span><b style="color: yellow;"> kasar</b><span style="color: yellow;"> </span>adalah ragam bahasa yang digunakan dalam pemakaian tidak resmi di kalangan orang yang saling mengenal.</li>
<li style="color: lime; text-align: justify;"><span style="background-color: #999999; color: white;">Ragam</span><b style="background-color: #999999; color: white;"> lisan</b><span style="background-color: #999999;"> </span>adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Ragam lisan dapat kita temui, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang non standar, misalnya dalam percakapan antar teman, di pasar, atau dalam kesempatan non formal lainnya.</li>
<li style="text-align: justify;">Ragam<b> resmi</b> adalah ragam bahasa yang <span style="color: blue;"><span style="color: yellow;">dipakai dalam suasana resmi</span>.</span></li>
<li style="text-align: justify;">Ragam<b> tulis</b> adalah ragam bahasa yang <span style="color: blue;"><span style="color: yellow;">digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual.</span> </span>Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun non standar. Ragam tulis yang standar kita temui dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis non standar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.</li>
<li style="text-align: justify;">Ragam bahasa pada <b>bidang tertentu</b> seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik, dsb.</li>
<li style="text-align: justify;">Ragam bahasa <b>perorangan atau idiolek</b> seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa Benyamin s, dan lain sebagainya.</li>
<li style="text-align: justify;">Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau <b>dialek</b> seperti dialek bahasa Madura, Medan, Sunda, Bali, Jawa, dan lain sebagainya.</li>
<li style="text-align: justify;">Ragam bahasa pada <b><span style="color: yellow;">kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial</span> </b>seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan. (http://eziekim.wordpress.com/)</li>
</ol>Para 5 Begundalz PB'10 : Slamet_Aces_Amri_Sebastian_Vikihttp://www.blogger.com/profile/06041557747423581992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3073997118108732265.post-46776295151237506132011-06-09T20:38:00.000-07:002011-06-12T05:20:03.127-07:00KUMPULAN PUISI Para Begundalz<div style="color: #ea9999; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><div style="color: lime; text-align: justify;"> <i style="color: yellow;">Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984)</i>, puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.</div><div style="color: lime;"></div><div style="color: lime; text-align: justify;"> <i style="color: yellow;">Watt-Dunton (Situmorang, 1980:9)</i> mengatakan bahwa puisi adalah ekpresi yang kongkret dan yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.</div><div style="color: lime; text-align: justify;"></div><div style="color: lime; text-align: justify;"> <i><span style="color: yellow;">Carlyle</span></i> mengemukakan bahwa puisi adalah pemikiran yang bersifat musikal, kata-katanya disusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu seperti musik.</div><div style="color: lime; text-align: justify;"></div><div style="color: lime; text-align: justify;"> <i><span style="color: yellow;"> Samuel Taylor Coleridge</span></i> mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.</div><div style="color: lime; text-align: justify;"></div><div style="color: lime; text-align: justify;"> <i><span style="color: yellow;">Ralph Waldo Emerson (Situmorang, 1980:8)</span></i> mengatakan bahwa puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.</div><div style="color: lime; text-align: justify;"></div><div style="color: lime; text-align: justify;"> <i><span style="color: yellow;">Putu Arya Tirtawirya (1980:9) </span></i>mengatakan bahwa puisi merupakan ungkapan secara implisit dan samar, dengan makna yang tersirat, di mana kata-katanya condong pada makna konotatif.</div><div style="color: lime; text-align: justify;"></div><div style="color: lime; text-align: justify;"> <i><span style="color: yellow;"> Herman J. Waluyo</span></i> mendefinisikan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.</div><div style="color: lime; text-align: justify;"></div><div style="color: lime; text-align: justify;"> Ada juga yang mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengekspresikan secara padat pemikiran dan perasaan penyairnya, digubah dalam wujud dan bahasa yang paling berkesan.</div><span style="color: white;"><u><i><b><br />
</b></i></u></span><br />
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: left;"><i><u><b><span style="color: white;">Contoh Puisi Dari Para 5 Begundalz :</span></b></u></i></div><div style="color: cyan;"><br />
</div><div style="color: cyan;"><span style="font-size: large;"><b>Keyakinan Cinta</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b> </b></span><br />
<div style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;">Sekian lama .....</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;">Aku coba menyimpan cinta</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;">Aku coba menyimpan rasa</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;">Di dalam lubuk hatiku yang merana</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;"> Setiap kali aku mencoba</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;"> Tuk menahan rasa </span></span></div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;"> Aku berusaha tuk menyimpannya </span></span></div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;"> Namun apalah daya</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;"> Hatiku tak kuat tuk menahannya</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;"> Kini kau tau perasaanku</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;"> Dan kini kau semakin dekat denganku</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;"> Hatiku semakin yakin padamu</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;"> Kau adalah cintaku</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;"> Kau adalah pujaan hatiku</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="color: black;"><span style="font-size: small;"> <span style="color: yellow;">dan kau hanyalah untukku </span></span></span></span></div><br />
<div style="color: lime;"><span style="font-size: large;"><b>Kita adalah Pemilik Sah Republik ini</b></span></div></div><div style="color: cyan;"><br />
</div><br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Tidak ada pilihan lain. Kita harus</span><br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Berjalan terus</span><br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Karena berhenti atau mundur</span><br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Berarti hancur.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Apakah akan kita jual keyakinan kita</span><br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Dalam pengabdian tanpa harga</span><br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Akan maukah kita duduk satu meja </span><br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Dengan para pembunuh tahun lalu</span><br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Dalam setiap kalimat yang berakhiran</span><br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">"Duli Tuanku?"</span><br />
<br />
<div style="color: white;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Tidak ada pilihan lain. Kita harus</span></div><div style="color: white;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Berjalan terus</span></div><div style="color: white;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan</span></div><div style="color: white;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Mengacungkan tangat untuk oplet dan bus yang penuh</span></div><div style="color: white;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara</span></div><div style="color: white;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama</span></div><div style="color: white;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka</span></div><div style="color: white;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan</span></div><div style="color: white;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Dan seribu pengeras suara yang hampa suara</span></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Tidak ada pilihan lagi. Kita harus</span></div><div style="color: white;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Berjalan terus</span></div></div><div style="color: #ea9999; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"></div><div style="color: #ea9999; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"></div><div style="color: #ea9999; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"></div><div style="color: #ea9999; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"></div><div style="color: #ea9999; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"></div><div style="color: #ea9999; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
<br />
<div style="color: yellow;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: x-large;"><b>Diriku,Dirimu,dan Dirinya</b></span></span></div></div><div style="color: #ea9999; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Terkekang baja kegelisahan</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Membakar senyum penuh dera</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Berserakan gemertak nafas</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Menghujam dengan tajam pedang</span></span></div><div align="RIGHT" style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Ku terpaku dalam kebisuan</span></span></div><div align="RIGHT" style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Mengobarkan kerak tanda tanya</span></span></div><div align="RIGHT" style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Bergolakkan getah remukan</span></span></div><div align="RIGHT" style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Di setiap gemulai kenangan</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Ketika warnaku memudar</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Dirimu membiaskan bunga berseri</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Canda,tawa,manis,bersahaja</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Menyulam hari-hari bermakna</span></span></div><div align="RIGHT" style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Namun kusadari sesuatu</span></span></div><div align="RIGHT" style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Dirimu bagai mawar bertuan</span></span></div><div align="RIGHT" style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Dirinya bak tampan lukisan cinta</span></span></div><div align="RIGHT" style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Merajut penuh kasih sayang</span></span></div><div align="RIGHT" style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Terpancar cahaya fajar</span></span></div><div align="RIGHT" style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;"> Mengikat harum pesona</span></span> </div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Kini berkumandang berjuta siratan</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Senja,fajar,dan terang</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Di antara diriku,dirimu,dan dirinya</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div style="color: #ea9999; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div style="color: #ea9999; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div style="color: cyan; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: x-large;"><b>Sang Bintang</b></span></span></div><div style="color: cyan; margin-bottom: 0cm;"></div><div lang="en-US" style="color: #ea9999; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><br />
<br />
</div><div lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Dalam gelap aku terlelap</span></span></div><div lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Jiwa membisu penuh lara</span></span></div><div lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Alunan penat menggugah kesunyian</span></span></div><div lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;">Ditengah derai percikan kerinduan</span></span></span></div><div align="RIGHT" lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"> Sebuah mimpi siratkan makna pada kalbu</span></span></span></div><div align="RIGHT" lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;">Bercampur deru arus kebimb</span><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span lang="id-ID">a</span></span><span style="font-family: Book Antiqua,serif;">ngan</span></span></span></div><div align="RIGHT" lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Aku termenung dalam ratapan</span></span></div><div align="RIGHT" lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Menatap langit dengan bayang kepedihan</span></span></div><div lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Kau bak sang bintang</span></span></div><div lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Hadir membelai jiwa yang hampa</span></span></div><div lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Mengusik jerah dengan senyuman</span></span></div><div lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Memeluk langkah penuh pesona</span></span></div><div align="RIGHT" lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Pelitamu pancarkan berjuta arti</span></span></div><div align="RIGHT" lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Memendam setiap desah lamunan</span></span></div><div align="RIGHT" lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Waktu terlena saat menanti</span></span></div><div align="RIGHT" lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Sebuah kisah memetik sang bintang</span></span></div><div lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Sungguh...</span></span></div><div lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Lambaianmu biaskan warna dihati</span></span></div><div lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Menghapus perih yang menggebu</span></span></div><div lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Sirnakan ruang kerasnya keraguan</span></span></div><div lang="en-US" style="color: yellow; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;">Dalam melodi merdu jantungku </span></span></span></div><div lang="en-US" style="color: #ea9999; line-height: 100%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;"><br />
</div><div align="CENTER" style="color: lime; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"> </span></span><span style="font-size: x-large;"><b>Balada</b></span></span></div><div style="color: #ea9999; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div style="color: #ea9999; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Aku tertunduk mati</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Riuh seakan tuli</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Umur terasa tak berarti</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Menyambar jantung hati</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Angan terbang melambung</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Menggores tinta kehilangan </span></span> </div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Resah memeluk malam</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Ibarat balada yang tersesat</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Salahkah aku?...</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Egokah aku?...</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Hanya dirimu bintangku</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Akhir sebuah pilihan</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Takkan terganti dalam mimpi</span></span></div><div style="color: white; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Isyarat janji kesetiaan</span></span></div><div style="color: #ea9999; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: #ea9999; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: #ea9999; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: cyan; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: x-large;"><b>Janji Tak Bertepi</b></span></span></div><div style="color: #ea9999; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"></div><div style="color: #ea9999; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: yellow; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Biar bumi menelantarkanku</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: center;"></div><div style="color: yellow; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Meski surya mengucilkanku</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: center;"></div><div style="color: yellow; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Walau bulan mengabaikanku</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: center;"></div><div style="color: yellow; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Namun janji takkan melupakanku</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: center;"></div><div style="color: yellow; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: yellow; text-align: center;"></div><div style="color: yellow; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Ku daki berjuta pelangi</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: center;"></div><div style="color: yellow; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Mengarungi rimba kerikil</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: center;"></div><div style="color: yellow; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Terpenjara dalam gurun letih</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: center;"></div><div style="color: yellow; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Hanya demi meraih mimpi</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: center;"></div><div style="color: yellow; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: yellow; text-align: center;"></div><div style="color: yellow; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Waktu berdegup mengikis haluan</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: center;"></div><div style="color: yellow; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Bergemuruh diantara celah kesabaran</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: center;"></div><div style="color: yellow; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Ku robohkan dengan nyanyian kerinduan</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: center;"></div><div style="color: yellow; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Walau akhir hanya menyisakan serpihan</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: center;"></div><div style="color: yellow; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: yellow; text-align: center;"></div><div style="color: yellow; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Inilah janji tak bertepi</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: center;"></div><div style="color: yellow; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Berhembuskan wangi surgawi</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: center;"></div><div style="color: yellow; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Meski terhalang gelombang jeruji</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: center;"></div><div style="color: yellow; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: Book Antiqua,serif;"><span style="font-size: small;">Kau tetaplah sang dewi</span></span></div><div style="color: yellow; text-align: center;"></div><div style="color: yellow; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: yellow; text-align: center;"></div><div style="color: #ea9999; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div>Para 5 Begundalz PB'10 : Slamet_Aces_Amri_Sebastian_Vikihttp://www.blogger.com/profile/06041557747423581992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3073997118108732265.post-15670205083760565422011-06-04T22:29:00.000-07:002011-06-10T22:15:02.551-07:00Pengertian Sejarah Sastra Indonesia<span style="font-family: "Arial","Helvetica",sans-serif;"></span><span style="font-family: "Arial","Helvetica",sans-serif;"><br />
</span><br />
<span style="font-family: "Arial","Helvetica",sans-serif;"> <span style="color: lime;"> Sejarah sastra </span>adalah salah satu bagian dari kajian ilmu sastra. Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, sajarun yang berarti pohon. Pohon menggambarkan adanya akar, cabang dan ranting yang memperlihatkan adanya proses susunan peristiwa secara kronologis.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Arial","Helvetica",sans-serif;"> <i style="color: cyan;"> Sejarah itu mempunyai arti yang sama yaitu rekaman perjalanan kehidupan manusia dari masa lampau sampai masa - masa berikutnya.</i></span><br />
<br />
<span style="font-family: "Arial","Helvetica",sans-serif;"> <span style="color: yellow;"> Karya sastra</span> adalah salah satu bagian dari aset budaya suatu bangsa. Bangsa yang berbudaya adalah bangsa yang tidak hanya memiliki hasil karya sastra bangsanya, tetapi juga menghargai dan memberikan apresiasinya terhadap karya sastra sebagai hasil karya bangsanya itu.</span><br />
<span style="font-family: "Arial","Helvetica",sans-serif;"> </span><span style="font-family: "Arial","Helvetica",sans-serif;"> </span>Para 5 Begundalz PB'10 : Slamet_Aces_Amri_Sebastian_Vikihttp://www.blogger.com/profile/06041557747423581992noreply@blogger.com0